MAKALAH TENTANG SEJARAH
DAN
ALIRAN LINGUISTIK
Disusun oleh:
Fakhru rozi assalitsi
Eka setia
Aef
Fani kurniawati
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN GARUT 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-nya
kepada kita semua. Shalawat dan Salam kita hadiahkan
pahalanaya kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah berhasil menegakkan kalimat
tauhid lailahaillallah di muka bumi ini.
Berkat partisipasi dan kerjasama rekan-rekan
semua, kami dapat
menyelesaikan MAKALAH SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK, mengenai Sejarah dan Aliran
Linguistik penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan baik dalam penulisan, tata bahasa, juga dalam pembahasan materi
dalam makalah ini. Sebab kami dari penulis masih dalam pembelajaran. Sebelumnya
penulis mohon maaf bila terdapat kesalahan nantinya, harapan kami makalah ini
dapat membantu dalam proses perkuliahan dan tentunya bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari bagi kita semua.
Garut , 22 mei 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
A.
Latar
Belakang.................................................................................
B. Rumusan
masalah.............................................................................
C. Tujuan
penulisan...............................................................................
D. Manfaat penulisan …………………………………………………
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................
A.
.
Apakah
linguistik itu?..................................................................
B.
Sejarah
dan Perkembangan Linguistik……………………………
C.
Aliran-aliran linguistic
Linguistik Transformasional……………
D.
dan Aliran-Aliran Sesudahnya……………………………………..
.
BAB
III PENUTUP..........................................................................................
A. kesimpulan........................................................................................
B. Kritik dan
Saran.................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penulisan makalah ini dilatar belakangi
karna kita perlunya memahami tentang kajian ilmu linguistik khusus-nya mengenai
aliran-aliran linguistik dan sejarah. Linguistik dipenuhi dengan berbagai aliran, paham, pendekatan,
dan teknik penyelidikan yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling
berlawanan, dan membingungkan. Namun semua itu akan menambah wawasan kita
terhadap bidang dan kajian linguistik. Disini penulis akan menjelaskan tentang
sejarah, aliran, paham,teori, dari aliran-aliran linguistik.
B. Rumusan Masalah
Dalam hal ini penulis dapat merumuskan masalah dalam pembahasan makalah
aliran linguistik dan sejarah.
1. Apa yang dimagsud
dengan aliran-aliran linguistik?
2. Apa saja bagian-bagian
dalam sejarah linguistik?
3. Pengertian menurut
beberapa ahli mengenai aliran-aliran linguistik?
4. Bagaimana sejarah
linguitik menurut perkembangan nya?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah
ini bertujuan:
1. Mengidentifikasi masalah tentang
aliran-aliran linguistik?
2. Mengetahui bagian-bagian apa saja dalam
sejarah linguistik?
3. Mengetahui pendapat menurut beberapa
ahli linguistik?
4. Dan bagaimana sejarah linguistik?
D. Manfaat Penulisan
1. Ada banyak manfaat
dalam pembahasan aliran-aliran linguistik baik itu dari segi teori pemahaman
dan pembagian aliran-aliran yang ada.
2. Dapat memahami
sejarah dalam ilmu linguistik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Apakah linguistik itu?
Apakah linguistik itu? Mungkin itulah pertanyaan dasar yang
harus kita jawab terlebih dahulu. Berikut beberapa definisi
linguistik dari beberapa ahli:
1.
Chaer (2007)
mendefinisikan linguistik sebagai ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang
menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.
2.
Lyons (1981) menyatakan
bahwa linguistik merupakan suatu ilmu yang objeknya adalah bahasa manusia
yang dikaji secara ilmiah.[1]
3.
Allan dan Corder (1957)
menekankan definisi linguistik dari sudut bahasa, baik sebagai objek formal
kajian maupun metodologinya.[2]
4.
Dalam kamus Webster (1981)
linguistik didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari empat hal yaitu
satuan-satuan bahasa, hakekat bahasa, struktur bahasa dan perubahan bahasa.[3]
Chaer (2007) menyebutkan
bahwa kata linguistik (berpadanan dengan linguistics dalam bahasa
Inggris, linguistique dalam bahasa Perancis dan linguistiek dalam
bahasa Belanda) diturunkan dari kata bahasa Latin lingua yang berarti
“bahasa”, didalam bahasa-bahasa “Roman” yaitu bahasa-bahasa yang berasal dari
bahasa Latin, terdapat kata yang serupa atau mirip dengan kata Latin lingua itu.
Antara lain: lingua dalam bahasa Italia, lengue dalam bahasa
Spanyol, langue (dan langage) dalam bahasa Perancis. Begitupun
dalam bahasa Inggris yang mengadopsi kata language dari kata langage bahasa
Perancis.
Dalam bahasa Perancis,
kita menemukan dua istilah berbeda, yaitu langue dan langage. Langue
diartikan sebagai bahasa tertentu seperti bahasa Perancis, Inggris, Jawa
dan sebagainya. Sedangkan langage diartikan sebagai bahasa secara umum,
yaitu bahasa yang terdapat dan digunakan manusia pada umumnya. Dalam
pendefinisian langage tersebut dapat diambil contoh dalam sebuah
ungkapan “Manusia memiliki bahasa, sedangkan binatang tidak”. Selain dua
istilah tersebut, bahasa Perancis memiliki satu istilah lagi untuk
menggambarkan bahasa yaitu parole. Chaer (2007) menyebutkan bahwa parole
adalah bahasa dalam wujudnya yang nyata dan konkret, yaitu berupa ujaran.
Oleh karena itu, ketiga istilah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
No
|
Istilah
|
Keterangan
|
1
|
Langage
|
Sistem bahasa manusia
secara umum
|
2
|
Langue
|
Sistem bahasa tertentu
|
3
|
Parole
|
Wujud bahasa konkret
yang digunakan masyarakat sehari-hari
|
Ilmu linguistik disebut
juga dengan linguistik umum (general linguistik). Artinya linguistik
tidak hanya menyelidiki suatu langue tertentu tanpa memperhatikan
ciri-ciri bahasa lain. sebagai contoh, sulit bagi kita untuk untuk memahami
morfologi bahasa Indonesia jika tidak memahami morfologi bahasa-bahasa lain.
Memang, morfologi bahasa Iindonesia seharusnya dianalisis hanya dengan bahasa
Indonesia, akan tetapi bahan itu saja tidak memberikan pengertian kepada kita
bagaimana struktur morfologi pada umumnya.[4]
Dengan kata lain, sasaran linguistik bukan hanya terfokus pada langue saja,
tetapi juga pada langage yang lebih umum.
B. Sejarah dan Perkembangan Linguistik
Sejarah dan
perkembangan linguistik terbagi menjadi lima periode utama yaitu:
B.1. Zaman Yunani Kuno
(Abad ke-5 S.M)
Dengan ciri dan dasar filsafat yang melekat erat pada pemikir-pemikir
pada zaman ini. yaitu membahas tentang asal usul bahasa yang digunakan oleh
umat manusia, dan dalam masa ini fokus kajiannya adalah sebagai berikut:
1.
Pertentangan antara Fisis
dan Nomos.
Fisis yaitu alami, bahwa
bahasa memiliki hubungan dengan asal-usul sumber dalam prinsip-prinsip pribadi
dan tidak dapat diganti, sedangkan Nomos yaitu konvensi, bahwa bahasa itu
diperoleh dari hasil kebiasaan dan teradisi dan hukumnya tidaklah tetap dan
bisa berubah.
2.
Pertentangan antara Analogi dan Anomaly.
Analogi: adalah bahasa
yang bersifat teratur, sedangkan Anomali adalah bahasa yang bersifat tidak
teratur.
B.1.1. Kaum Shopis
Melakukan kerja empiris, menggunakan ukuran tertentu,
mementingkan retorika dalam studi dan membedakan kalimat berdasarkan isi dan
makna.
B.1.2. Plato
Dalam kajiannya, ia masih
memperdebatkan analogi dan anomali, kemudian membuat batasan bahwa bahasa
adalah pernyataan pikiran manusia dengan perantara onomatha dan rhemata
dan Plato jugalah yang pertama kali membedakan antara onoma dan rhema.
Onoma adalah nama (dalam bahasa sehari-hari), nomina (dalam tata
bahasa), subjek. Sedangkan Rhema adalah ucapan (dalam bahasa
sehari-hari), verba (dalam tata bahasa), predikat.
B.1.3. Aristotales
Dalam kajiannya, ia
membagi kelas kata menjadi tiga bagian yaitu: onoma, rhema dan syndesmoy.
Adapun yang dimaksud dengan “Syndesmoy” adalah preposisi dan konjungsi.
Aristotales juga
membedakan jenis kelamin kata menjadi tiga yaitu: maskulin, feminin dan
neutrum.
B.1.4. Kaum Staik
Mengembangkan penelitian bahasa sebagai berikut:
1.
Membedakan studi bahasa
secara logika dan tata bahasa.
2.
Menciptakan istilah khusus
dalam tata bahasa.
3. Membagi tiga komponen studi bahasa yaitu: tanda (sign, symbol, semionin), makna
dan hal yang berada diluar bahasa.
4. Membedakan antara legein (bunyi fonologi yang
bermakna) dan propheral (bunyi bahasa yang bermakna).
5. Membagi jenis kata menjadi empat bagian yaitu: kata
benda, kata kerja, syndesmoy dan arthoron.
6.
Membedakan kata kerja
menjadi kata kerja komplit dan tak komplit serta kata kerja aktif dan pasif.
B.1.5. Kaum Alexandrian
Menciptakan buku dengan judul Dionysius Thrax yang
menjadi cikal bakal tata bahasa tradisional.
B.2. Zaman Romawi
Studi bahasa pada zaman ini merupakan kelanjutan dari
studi yang telah dilakukan pada masa Yunani kuno.
B.2.1. Varro dan “De Langua Latina”
Merupakan sebuah buku yang
ditulis oleh Varro yang berisikan penjelasan tentang:
1.
Etimilogi: mempelajari
asal-usul kata beserta artinya.
2. Morfologi: mempelajari kata dan pembentukannya,
serta mempelajari deklinasi (yaitu perubahan bentuk berdasarkan kategori,
kasus, jumlah dan jenis) dan deklinasi ini dibagi menjadi dua yaitu: naturalis
dan voluntaris.
B.2.2. Institutiones Grammaticae (tata
bahasa Priscia)
Buku
Priscia ini merupakan buku tata bahasa latin yang paling lengkap dan
merupakan tonggak pembicaraan bahasa tradisional. Buku ini berisikan tentang:
1. Fonologi:
membicarakan istilah Litterae (yaitu bagian terkecil bunyi yang dapat
diartikan).
2. Morfologi:
membicarakan istilah Dictio (yaitu bagian minimum ujaran yang harus
diartikan terpisah dalam makna sebagai satu keseluruhan).
3.
Sintaksis: membicarakan istilah Oratio
(yaitu tata susun kata berselaras yang menunjukkan kalimat itu selesai).
B.3. Zaman Pertengahan
Terdapat tiga pembahasan dan kajian yang perlu
diperhatikan pada periode ini yaitu:
1.
Kaum
Modiste
Pada
masa ini berkembang pesatnya kejian tentang etimologi bahasa.
2.
Tata
Bahasa Spekulativa
Menurut
tata bahasa ini, kata tidak secara langsung mewakili alam dan benda yang
ditunjuk, tetapi hanya mewakili dalam berbagai cara, modus, substansi, aksi,
kualitas dan lain sebagainya.
3.
Petrus
Hipanus dengan bukunya Summitae Logicales:
a.
Memasukkan
psikologi dalam bahasa.
b.
Membedakan Nomen menjadi dua macam
yaitu: Substantivum dan adjectivum.
c. Membedakan Partes Orationes
menjadi Categorimatek (semua bentuk yang dapat menjadi subjek atau
predikat) dan Syntategorematik (semua bentuk tutur lainnya).
B.4. Zaman Renaisans
Zaman ini dianggap sebagai abad pembuka bagi
pemikiran modern. Bahasa Ibrani dan Arab banyak dipelajari orang pada akhir
abad pertengahan dan sesungguhnya kedua bahasa tersebut merupakan dua bahasa
serumpun dan dalam perkembangannya, studi bahasa Ibrani sejalan dengan
perkembangan linguistik bahasa Arab yang memang sudah lebih dahulu memperoleh
kemajuan, karena kedudukannya sebagai bahasa kitab suci agama Islam, yaitu Qur’an.
Terdapat dua aliran linguistik terkemuka Arab, Basrah dan Kufah.
Basrah (menganut konsep analogi dari Yunani), sehingga mengacu pada
kereguleran dan kestatisan bahasa. sedangkan Kufah (menganut konsep anomali),
mengacu pada keanekaragaman bahasa. Tokoh Arab Sibawaihi, dalam bukunya Al-‘Ayn,
membagi kata menjadi : ismun (nomen), fi’lun (verbum), harfun (partikel).
Sementara itu, disisi lain, bahasa Eropa, serta bahasa diluar Eropa, lingua
franca (bahasa antarbangsa) digunakan untuk kegiatan politik, perdagangan dan
sebagainya.
B.5. Menjelang Lahirnya Linguistik Modern
Periode ini merupakan babak baru dalam kajian
linguistic, yaitu dengan berkembangnya studi linguistik bandingan atau linguistik historis
komparatif serta studi mengenai hakikat bahasa secara linguistik.
B.6. Linguistik abad-20
Yaitu periode linguistik modern atau
puncak strukturalisme, karena linguistik pada periode ini telah menjadi bidang
kajian yang otonom
C. Aliran-aliran Linguistik
Linguistik dipenuhi dengan berbagai aliran, paham,
pendekatan, dan teknik penyelidikan yang dari luar tampaknya sangat ruwet,
saling berlawanan, dan membingungkan. Namun semua itu akan menambah wawasan
kita terhadap bidang dan kajian linguistik. Saya akan menjelaskan tentang
sejarah, aliran, paham,teori, dari aliran - aliran linguistik.
1.
Linguistik
Tradisional
Istilah
tradisional dalam linguistik sering dipertentangkan dengan istilah struktural,
sehingga dalam pendidikan formal ada istilah tata bahasa tradisional dan tata
bahasa struktural. Tetapi disini tidak diterangkan lebih jauh tentang paham,
tokoh dan teori dari aliran ini.
2.
Linguistik zaman Yunani
Studi
bahasa pada zaman ini mempunyai sejarah yang panjang, kurang lebih dari abad
ke-5 SM sampai abad ke-2 M. masalah pokok yang dihadapi oleh para linguis pada
zaman ini adalah
a. pertentangan antara fisis dan nomos, dan
b. pertentangan antara analogi dan anomali.
Para filsuf Yunani mempertanyakan, apakah bahasa itu
bersifat alami (fisis) atau bersifat konvensi (nomos). Bersifat alami maksudnya
bahasa itu mempunyai hubungan asal usul, sumber dalam sumber dalam prinsip
abadi dan tudak dapat diganti diluar manusia itu sendiri. Oleh karena itu tidak
dapat ditolak, dan dalam bidang semantik kelompok yang menganut paham ini
adalah kaum naturalis, berpendapat bahwa setiap kata mempunyai hubungan dengan
benda yang ditunjuknya. Sebaliknya kaum konvensional berpendapat bahwa bahasa
bersifat konvensi. Artinya, makna kata itu diperoleh dari hasil tradisi atau
kebiasaan yang mempunyai kemungkinan bisa berubah.
Pertentangan
analogi dan anomali menyangkut masalah bahasa itu sesuatu yang teratur atau
tidak teratur. Kaum analogi, antara lain Plato dan Aristoteles, berpendapat
bahwa bahasa itu bersifat teratur. Karena adanya keteraturan itulah orang dapat
menyusun tata bahasa. Sebaliknya, kelompok anomali berpandapat bahwa bahasa itu
tidak teratur. Jika bahasa itu taratur, mengapa bentuk jamak bahasa inggris child
menjadi children bukannya childs; mengapa bentuk past tense
dari write menjadi wrote, dan bukannya writed?
Dari
keterangan di atas tampak bahwa kaum anomali sejalan dengan kaum naturalis, dan
kaum analogi dengan kaum konvensional.
Dari studi bahasa pada zaman Yunani ini kita mengenal nama
beberapa kaum atau tokoh yang mempunyai peranan besar dalam studi bahasa ini, seperti
;
a. Kaum Sophis
Kaum
ini muncul pada abad ke-5 SM. Mereka dikenal dalam studi bahasa antara lain,
karena;
1. Mereka melakukan kerja secara empiris
2. Mereka melakukan kerja secara pasti dengan
menggunakan ukuran tertentu.
3. Mereka sangat mementingkan bidang retroika
dalam studi bahasa.
4. Mereka membedakan tipe kalimat berdasarkan
isi dan makna.
Salah
satu tokoh Sophis adalah Protagoras, mebagi kalimat menjadi kalimat narasi,
kalimat tanya, kalimat jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, doa, dan
undangan. Tokoh lainnya, Georgias, membicarakan gaya bahasa seperti yang kita
kenal sekarang.
b. Plato (429 - 347 SM)
Plato
yang hidup sebelum abad masehi itu, dalam studi bahasa terkenal antara lain
karena:
1.
Dia memperdebatkan analogi dan anomali dalam bukunya Dialoog. Juga
mengemukakan masalah bahasa ilmiah dan bahasa konvensional.
2.
Dia menyodorkan batasan bahasa yang bunyinya kira-kira; bahasa adalah
pernyataan pikiran manusia dengan perantaraan onomata rhemata.
3.
Dialah orang yang pertama kali membedakan kata dan rhema.
Yang
dimaksud dengan Onoma adalah nama, dalam bahasa sehari-hari. Sedangkan Rhema
adalah ucapan, dalam bahasa sehari-hari. Keduanya merupakan anggota dari Logos,
yaitu kalimat atau klausa.
c. Aristoteles (384 - 322 SM)
Dia adalah salah satu murid Plato. Dalam studi bahasa dia
terkenal karena:
Dia
menambahkan satu kelas kata lagi atas pembagian yang di buat gurunya, Plato,
yaitu syndesmoi. Jadi menurutnya ada kelas kata, yaitu onoma, rhema, dan
syndesmoi. Yang dimaksud dengan syndesmoi adalah kata yang lebih banyak
bertugas dalam hubungan sintaksis. Jadi, syndesmoi itu sama dengan kelas
preposisi dan konjugasi yang kita kenal sekarang.Dia membedakan jenis kelamin
kata (gender) menjadi tiga, yaitu, maskulin feminin, dan neutrum. Hal yang perlu diketahui adalah bahwa
Aristoteles selalu bertolak dari logika. Dia memberikan pengertian,
definisi, konsep, makna, selalu berdasarkan logika.
d. Kaum Stoik
Kaum
ini adalah kelompok ahli filsafat yang berkembang pada permulaan abad ke-
4. Dalam studi bahasa kaum Stoik terkenal karena:
1.
Mereka membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata
bahasa.
2.
Mereka menciptakan istilah-istilah khusus untuk studi bahasa.
3.
Mereka membedakan tiga komponen utama dalam studi bahasa, yaitu
(1)
tanda, sibol, sign, dan semainon;
(2)
makna, apa yang disebut , semainonem, atau lekton;
(3)
hal-hal diluar bahasa yakni benda atau situasi.
4.
Mereka membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian dari
fonologi tetapi tidak bermakna, dan properetal, yaitu ucapan bunyi ytang
mengandung makna.
5.
Mereka membagi jenis kata menjadi empat, yaitu kata benda, kata kerja,
syndesmoi, dan arthoron, yaitu kata-kata yang menyatakan jenis kelamin dan
jumlah.
6.
Mereka membedakan adanya kata kerja komplet dan kata kerja tak komplet, serta
kata kerja aktif dan pasif.
Dari
uraian di atas tampak bahwa yang telah dihasilkan oleh kaum Stoik lebih jauh
daripada yang dihasilkan oleh atau pada masa Aristoteles.
e. Kaum Alexandrian
Kaum ini menganut
paham analogi dalam studi bahasa. Oleh karena itulah dari mereka kita mewarisi
sebuah buku tata bahasa yang disebut Tata Bahasa Dionysius Thax. Buku
ini lahir lebih kurang tahun 100 SM dan diterjemahkan kedqalam bahasa latin
oleh Remmius Palaemon pada permulaan abad pertama masehi dengan judul Ars
Grammatika. Buku inulah yang kemudian dijadikan model dalam penyusunan buku
tata bahasa Eropa lainnya.
Sejaman
dengan sarjana- sarjana Yunani di atas, di India pada tahun 400 SM. Panini,
seorang sarjana hindu, telah menyusun kurang lebih 4000 pemerian tentang
struktur bahasa sansekerta dengan prinsip-prinsip dan gagasan yang masih
dipakai dalam linguistik modern. Leonard Bloomfield (1887 - 1949), seorang
tokoh linguis struktural Amerika, menyebut Panini sebagai one of the
greatest monuments of human intelligence karena buku tata bahasa Panini,
yaitu Astdhyasi merupakan deskripsi lengkap dari bahasa sansekerta yang
pertama kali ada.
3.
Varro dan “De Lingua Latina”
Varro adalah tokoh
pada zaman Romawi kuno. Karyanya adalah De Lingua Latina dan
Priscia dengan karyanya Institutiones Grammaticae.
Dalam
bukunya De Lingua, Varro masih juga memperdebatkan masalah anomali dan
analogi seperti zaman Stoik di Yunani. Buku ini di bagi dalam bidang-bidang
etimologi, morfologi, dan sintaksis. Apa yang dibicarakan dalam bukunya itu
mengenai bidang-bidang tersebut dibicarakan secara sangat singkat.
a. Etimologi, adalah cabang ilmu
linguistik yang menyelidiki asal usul kata
beserta artinya.
Dalam bidang ini Varro mencatat adanya
perubahan bunyi yang terjadi dari zaman ke zaman, dan perubahan makna kata.
Kelemahan Varro dalam bidang ini adalah dia menganggap kata-kata Latin dan
Yunani yang berbentuk sama adalah pinjaman langsung. Padahal banyak dari kata
Latin dan Yunaniyang harus direkonstruksikan kembali kepada satu bahasa purba
atau bahasa proto yang lebih tua.
b. Morfologi, adalah cabang linguistik
yang mempelajari kata dan kata dan pembentukannya.
Menurut Varro, kata adalah bagian dari
ucapan yang tidak dapat dipisahkan lagi,dan merupakan bentuk minimum. Menurut
Varro, dalam bahasa latin ada kata-kata yang terjadi decara analogi, dan ada
juga yang terjadi secara anomali.
c. Sintaksis, bidang inimembicarakan hal
yang disebut oratio, yaitu tata susun kata yang berselaras dan
menunjukan kalimat itu selesai
4. Zaman Pertengahan
Studi bahasa pada zaman ini di Eropa mendapat perhatian
penuh, terutama oleh para filsuf skolastik, dan bahasa latin menjadi lingua
franca, karena dipakai sebagai bahasa gereja, bahasa diplomasi, dan bahasa
ilmu pengetahuan. Yang patut dibicarakan dalam studi bahasa pada zaman ini
antara lain adalah peranan
Kaum
Modistae, Tata Bahasa Skulativa, dan Petrus Hispamus.
a. Kaum Modistae masih membicarakan pertentengan antara
fisis dan nomos, analogi dan anomali. Kaum ini menerima konsep analogi karena
menurut merekabahasa itu bersifat reguler dan universal. Mereka juga
memperhatikan aspek semantiksebagai dasar penyebutan definisi-definisi bentuk
bahasa, mereka juga mencari sumber makna. Maka, berkembanglah bidang etimologi
pada zaman ini.
b. Tata Bahasa SpekulativaI, merupakan hasil integrasi deskripsi
gramatikal bahasa latin kedalam filsafat skolastik. Menurut Tata Bahasa
Spekulativa, kata tidak secara langsung mewakili alam dari segala benda yang
ditunjuk. Kata hanya mewakili hal adanya benda itu dalam pelbagai cara, modus,
substansi, aksi, kualitas
c. Petrus Hispanus. Beliau pernah menjadi Paus pada tahun 1276
- 1277, dengan gelar Paus Johannes XXI.
Bukunya berjudul Summulae Logicales. Peranannya dalam bidang linguistik
adalah:
1.
Dia telah memasukan psikologi dalam analisis makna bahasa. Dia juga membedakan
antara signifikasi utama dan konsignifikasi, yaitu pembedaan pengertian yang
dikandung pada bentuk akar dan pengertian yang dikandung oleh imbuhan.
2.
Dia telah membedakan nomen atas dua macam, yaitu nomen Substantivum dan
Adjectivum
3.
Dia juga telah membedakan Partes Orationes atas categorematic dan
Syntategorematic.
Categorematic
adalah semua bentuk yang dapat menjadi subjek atau predikat. Sedangkan
Syntategorematic adalah semua bentuk tutur lainnya.
5. Linguistik Strukturalis
Jika linguistik
tradisional selalu menerapkan pola-pola tata bahasa Yunani dan latin dalam
mendeskripsikan suatu bahasa, maka linguistik strukturalis tidak demikian.
Linguistik struturalis berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri
atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu.
Pandangan ini adalah
sebagai akibat dari konsep-konsep atau pandangan-pandangan baru terhadap bahasa
dan studi bahasa yang dikemukakan oleh Bapak Linguistik Modern, Ferdinand de
Saussure.
7.
Ferdinand de Saussure
Ferdinand de
Saussure (1857 - 1913) dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern berdasarkan
pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Linguistique Generale. Pandangan
yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep (1) telaah sinkronik dan
diakronik, (2) perbadaan parole dan langue (3) perbedaan signifiant dan
signifie, (4) hubungan sintagmatik dan paragdimatik, banyak berpengaruh dalam
perkembangan linguistik di kemudian hari
8. Aliran Glosemantik
Aliran inilahir di Denmark. Tokohnya antara lain adalah,
Loise Hjemslev (1899 - 1965), yang meneruskan ajaran Ferdinad de Saussure.
Namanya menjadi terkenal karena usahanyauntuk membuat ilmu bahasa menjadi ilmu
yang berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain, dengan peralatan, metodologis, dan
terminologis sendiri.
Sejalan dengan pendapat de Saussure, Hjemslev menganggap
bahasa itu mengandung dua segi, yaitu segi ekspresi dan segi isi.
Masing-masing segi mengandung forma dan substansi, sehingga diperoleh forma
ekspresi, substansi ekspresi, forma isi dan substansi isi. Pembedaan
forma dari substansi berlaku untuk semua hal yang ditelaah secara ilmiah.
Sedangkan pembedaan ekspresi dari isi hanya berlaku sebagai telaah bahasa saja.
9. Aliran Firthian
John R. Firth (1890 - 1960) guru besar pada Universitas
London sangat terkenal karena teorinya mengenai fonologi prosodi. Karena
itulah, aliran yang dikembangkannya ini disebut Aliran Prosodi. Fonologi
Prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis. Fonologi
Prosodi terdiri dari stuan-satuan fonematis dan satuan prosodi. Satuan fonematis
berupa unsur-unsur segmental, yaitu konsonan dan vocal, sedangkan satuan
prosodi berupa ciri atau sifat struktur yang lebih panjang daripada suatu
segmen tunggal. Ada tiga macam Prosodi, yaitu; (1) Prosodi yang menyangkut
gabungan fonem: struktur kata, struktur suku kata, gabungan konsonan, dan
gabungan vocal. (2) prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda; (3) prosodi
yang realisasi fonetisnya melampaui satuan yang lebih besardaripada fonem
suprasegmental. Firth berpandapat bahwa, telaah bahasa harus memperhatikan
komponen sosiologis. Tiap tutur kata harus dikaji dalam konteks situasinya,
yaitu orang-orang yang berperan dalam masyarakat, kata-kata yang mereka
ungkapkan, dan hal-hal lain yang berhubungan.
10.
Linguistik
Sistemik
Nama aliran linguistik sistemik tidak dapat dilepaskandari
nama M.A.K Halliday, yaitu salah seorang murid Firth yang mengembangkan teori
Firth mengenai bahasa, khususnya yang berkaitan dengan segi kemasyarakatan
bahasa. Sebagai enerus Firth, maka teori yang dikembangkan oleh Halliday
dikenal dengan Neo-Firthian Linguistic atau Scale Category
Linguistic. Pandangan beliau tentang systemic linguistics(SL) adalah :
Pertama, SL memberikan perhatian penuh pada segi
kemasyarakatan bahasa, terutama mengenai fungsi kemasyarakatan bahasa dan
bagaimana fungsi kemasyarakatan itu terlaksana dalam bahasa.
Kedua, SL memandang bahasa sebagai “pelakasana”. SL mengakui
pentingnya perbedaan langue dari parole(seperti yang dikemukakan Ferdinand de
Saussure). Parole merupakan perilaku kebahasaan yang sebenarnya, sedangkan
langue adalah jajaran pikiran yang dapat dipilih oleh seorang penutur bahasa.
Ketiga, SL lebih mengutamakan pemerian ciri-ciri bahasa
tertentu beserta variasi-variasinya, tidak atau kurang tertarik pada semestaan
bahasa.
Keempat, SL mengenal adanya gradasi atau kontinum. Batas
butir-butir bahasa seringkali tidak jelas. Misalnya saja bentuk yang gramatika
dan yang tidak gramatikal.
11. Leonard Bloomfield dan Strukturalis America
Nama Bloomfield (1877 - 1949) jadi sangat terkenal karena
bukunya yang berjudul Language, terbit pertama kali tahun 1933, selalu
dikaitkan dengan aliran struktural Amerika. Istilah struktural sebenarnya dapat
dikenakan kepada semua aliran linguistik, sebab semua aliran linguistik pasti
berusaha menjelaskan seluk beluk bahasa berdasarkan strukturnya.
D. Linguistik Transformasional Dan Aliran-Aliran Sesudahnya
Ada beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran
ini, salah satunya adalah; pada masa itu para ahli linguistik di Amerika
menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian di Amerika yang
belum diperikan. Faktor lain adalah, karena Bloomfield bersikap menolak
mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di
Amerika yaitu filsafat behaviorisme.
Satu hal yang menarik dan merupakan ciri aliran struturalis
Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data
yang objektif untuk memerikan suatu bahasa, dan pendekatannya bersifat
Empirik.Aliran Bloomfield disebut aliran Taksonomi, karena bermula dari gagasan
Bloomfield sendiri. Disebut aliran Taksonomi karena aliran ini menganalisis
kalimat.
12. Tata bahasa Transformasi
Dapat dikatakan tata bahasa transformasi lahir dengan
terbitnya buku Noam Chomsky yang berjudul Syntatic Struture pada tahun
1957, yang kemudian dikembangkan karena adanya kritik dan saran dari berbagai
pihak. Nama yang dikembangkan untuk model tata bahasa yang dikembangkan olek
Chomsky adalah Transformational Generative Grammar. Menurut Chomsky salah satu
tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari bahasa
tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan kalimat yang terdiri dari
deretan bunyi yang mempunyai makna. Maka, tugas tata bahasa haruslah dapat
menggambarkan hubungan bunyi dan arti dalam bentuk kaidah-kaidah yangtepat dan
jelas. Menurut Chomsky, adalah merupakan teori dari bahasa itu sendiri dan tata
bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu :
Pertama, kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus
dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar
dan tidak dibuat-buat.
Kedua, tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa,
sehingga satuan atau istilah yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala
bahasa tertentu saja, dan semuanya ini harus sejajar dengan teori lingustik itu
sendiri. Sejalan dengan konsep langue dan parole dari de
Saussure, maka Chomsky membedakan adanya kemampuan (competence) dan
perbuatan bahasa (performance). Kemampuan adalah pengetahuan yang dimiliki
pemakai bahasa mengenai bahasanya sedangkan perbuatan berbahasa adalah
pemakaian bahasa itu sendiri dalam keadaan yang sebenarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembahasan di atas dapat kita simpulkan
Linguistik dipenuhi dengan berbagai aliran, paham,
pendekatan, sejarah dan teknik penyelidikan yang dari luar tampaknya sangat
ruwet, saling berlawanan, dan membingungkan. Namun semua itu akan menambah
wawasan kita terhadap bidang dan kajian linguistik. Saya akan menjelaskan
tentang sejarah, aliran, paham, teori, dari aliran - aliran linguistik.
Ilmu linguistik disebut
juga dengan linguistik umum (general linguistik). Artinya linguistik
tidak hanya menyelidiki suatu langue tertentu tanpa memperhatikan
ciri-ciri bahasa lain. sebagai contoh, sulit bagi kita untuk untuk memahami
morfologi bahasa Indonesia jika tidak memahami morfologi bahasa-bahasa lain.
Memang, morfologi bahasa Iindonesia seharusnya dianalisis hanya dengan bahasa
Indonesia, akan tetapi bahan itu saja tidak memberikan pengertian kepada kita bagaimana
struktur morfologi pada umumnya.[4] Dengan kata lain, sasaran
linguistik bukan hanya terfokus pada langue saja, tetapi juga pada
langage yang lebih umum.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,
Abdul.2007. Linguistik Umum. Rineka Cipta : Jakarta.
http://khomummy.blogspot.com/2013/01/makalah-sejarah-dan-aliran-linguistik.html
http://ahdiyatgreen.blogspot.com/2012/08/linguistik-sejarah-dan-perkembangannya.html